Jakarta, –IvoryNews.co.id
Lembaga Bio Molekuler (LBM) Eijkman menyarankan tes massal polymerase chain reaction (PCR) atau genome sequencing lebih akurat untuk mendeteksi virus corona SARS-CoV-2 daripada metode rapid test serologi yang sedang dijalankan oleh pemerintah Joko Widodo.
“Untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi dan mengandung virus, maka yang paling akurat adalah tes secara molekuler dengan PCR,” ujar Wakil Kepala Bidang Penelitian Fundamental Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Herawati Sudoyo dilansir CNNIndonesia.com, Kamis (26/3).
Herawati menjelaskan rapid test adalah tes berlandaskan antibodi atau biasa disebut uji serologi. Tes ini hanya menggambarkan apakah orang pernah terpapar virus corona. Bukan mendeteksi orang terinfeksi corona atau tidak.
Di sisi lain, Hera mengatakan metode rapid test cocok diterapkan untuk contact tracing. Jenis tracing ini ditujukan untuk memberikan informasi kepada publik yang berpotensi melakukan kontak langsung dengan pasien.
“Tes antibodi massal hanya mengetahui ‘pernah kontak’ dengan virus. Cocok untuk ‘contact tracing’,” ujar Hera.
PCR Tidak Efisien Apabila Jumlah Sampel Banyak
Dihubungi terpisah, Peneliti Bidang Mikrobiologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Sugiyono menjelaskan metode PCR memang akurat, namun prosesnya lama dan tidak efisien apabila jumlah sampel yang harus diuji banyak.
“Metode PCR memang akurat, namun prosesnya lama dan tidak efisien kalau jumlah yang harus diuji banyak. Uji serologi sebetulnya sensitif atau comparable dengan metode PCR dan waktu ujinya sangat singkat hanya 10-15 menit sehingga sangat efisien untuk pengujian skala besar,” tutur Sugiyono
Sugyino menjelaskan PCR yang mengambil sampel dari air liur di tenggorokan, kerongkongan, atau hidung.
Sampel yang akan diuji menggunakan PCR biasanya dari swab saluran pernapasan atau sputum. Berbeda dengan rapid test berlandaskan antibodi yang mengambil sampel dari darah.
“Sampel yang akan diuji menggunakan PCR biasanya dari swab saluran pernapasan atau sputum [dahak]. Sedangkan sampel untuk uji serologi diambil dari darah,” ujar Sugiyono.